Bang, loe S3 ngapain aja ?


Tulisan ini saya buat dilatarbelakangi keinginan untuk memberikan gambaran yang lebih presisi kepada kawan-kawan tentang apa sih S3 itu, kemudian apa saja aktivitas seorang mahasiswa S3, dan apa yang harus kita persiapkan menuju S3.  Harapan saya, tulisan ini membantu kawan-kawan, bapak ibu yang butuh, ingin atau harus melanjutkan pendidikan ke level S3. 🙂

Saya tidak akan membahas kenapa anda harus S3. Tapi saya akan mulai dengan apa sih S3 itu ? menurut pendapat saya, S3 itu adalah jenjang pendidikan yang harus memberikan kontribusi kepada suatu bidang ilmu tertentu. S3 diukur keberhasilannya tidak dari berapa paper/makalah yang anda publish, juga tidak diukur dari berapa lama anda studinya, tapi diukur dari seberapa berpengaruh kontribusi anda dalam memajukan bidang ilmu tertentu.

Bang, loe S3 ngapain aja ? Pertanyaan ini susah jawabannya 🙂 Kalau saya jawab serius, nanti yang nanya jadi “hilang perasaan” alias “ilfeel” gak mau S3. Kalau saya jawab santai, nanti malah bohong :-). Jadi begini jawaban serius tapi santai versi saya (terimakasih untuk pembimbing saya yang membantu saya dalam mencari jawaban dari pertanyaan ini) 🙂

Mahasiswa S3 (di informatika ya) aktivitas intinya hanya empat yaitu : Literature Review, Literature Writing, Code Review dan Code Writing.

Literature Review adalah aktivitas mereview makalah-makalah yang berkaitan dengan riset kita. Ada format tertentu yang harus kita lakukan dalam mengkaji/mereview makalah. Setiap universitas mungkin  memiliki format yang berbeda. Output dari aktivitas ini adalah dokumen kajian. Satu dokumen kajian untuk satu makalah/paper. Mengkaji makalah bukan aktivitas yang selesai dalam satu iterasi. Banyaknya iterasi tergantung seberapa penting makalah yang kita sedang kaji untuk kita. Makin penting makalah, makin banyak iterasinya. Waktu ideal yang seharusnya kita habiskan untuk setiap iterasi mengkaji makalah adalah 30-40 menit.

Literature Writing atau paper writing atau report writing akan kita lakukan pada event-event tertentu. Misalnya ketika kita harus mempublikasikan makalah kita, atau ketika kita harus buat proposal riset atau ketika kita harus buat laporan penelitian. Butuh lebih dari satu postingan khusus untuk bahas literature writing ini :-). Tapi di kampus manapun biasanya ada mata kuliah khusus yang disediakan untuk melatih kita melakukan aktivitas ini. Nama mata kuliahnya Academic Writing for Ph.D

Code Review. Mengkaji kode program juga menjadi bagian dari aktivitas seorang kandidat doktor di Informatika. Mengkaji kode juga membutuhkan penguasaan teknik debugging, branching dan testing yang menyeluruh dan berkali-kali terhadap suatu aplikasi tertentu. Kode program yang dikaji biasanya adalah kode program yang dicantumkan oleh suatu publikasi/makalah yang berkaitan dengan bidang riset kita.

Code Writing. Mahasiswa S3 harus bisa coding ? Jawabannya ya harus 🙂 . Tapi sampai level apa ? apakah harus sampai level dewa ? Kalau kata pembimbing saya tidak harus ahli sekali, tapi harus mengerti bagaimana mengimplementasikan struktur data, mekanisme pengindeksan yang efisien, algoritma terkini seperti deep learning, autonomic computing, dan lain lain.  Tidak harus ahli banget, itu kata pembimbing saya yaaaa..  :-).

Setiap harinya mahasiswa S3 aktivitas intinya ya empat hal itu, tapi tentu saja dengan porsi yang berbeda-beda. Di sinilah peran pembimbing untuk menentukan di periode ini kita Literature review berapa persen, terus code review dan code writing berapa persen. Ada banyak aktivitas sampingan lain dari seorang mahasiswa S3 misalnya rapat mingguan atau mengikuti kuliah mahasiswa S1 / S2.

Berikutnya kita akan bahas, apa yang perlu dipersiapkan menuju program doktoral. Dari pengalaman saya yang pertama harus dipersiapkan adalah MENTAL. S3 itu projek yang besar dan ambisius. Gilanya projek besar ini Project manager, System Analyst, Programmer, Tester dan Technical Writernya anda sendiri 🙁 Pembimbing bagaimana ? pembimbing perannya Pengawas dan Penentu Projek serta pemberi deadline :-). Kalau anda sekarang sedang menjabat atau rutin mengajar, ada baiknya anda rehat/cuti dulu minimal 3-6 bulan sebelum berangkat untuk mempersiapkan mental anda. Stress Management itu penting untuk anda pelajari dan praktekkan. Kalau di kantor/universitas, anda bisa membagi beban tugas anda dengan anggota tim lain. Tapi kalau setelah S3, beban berat harus anda pikul sendiri. Anda cuma bisa curhat ke pasangan, Tuhan (pastinya ya) dan pembimbing (itu pun kalau pembimbingnya bukan orang sibuk). Mental juga perlu dipersiapkan, karena S3 itu kalau diibaratkan adalah marathon. Dia bukan sprint / lari jarak pendek 100 m. Dalam marathon, kita harus mengatur ritme, ketahanan fisik dan mental kita.

FISIK juga harus dipersiapkan. Ingat, menjadi mahasiswa S3 berarti setiap harinya anda akan duduk manis di depan laptop selama lebih kurang 8 jam. Ini sangat berbahaya untuk kekuatan tulang belakang, leher dan sendi-sendi anda. Latihlah dan biasakan latihan peregangan sebelum aktivitas setiap hari dan juga setiap 30 menit di depan layar.

Hubungan baik dengan manusia dan Tuhan. Anda jangan khawatir. Ada banyak orang yang melakukan riset di bidang yang berkaitan dengan anda. Mereka bisa memberikan solusi buat permasalahan anda. Hubungan dengan Tuhan ini lebih penting lagi. Anda punya masalah dengan pembimbing ? atau mungkin pembimbing anda seringnya bukan memberikan solusi malah lebih asyik memberikan masalah ? berdoalah kepada Yang Maha Membolak-balikkan hati supaya pembimbing anda tergerak hatinya  membantu anda keluar dari permasalahan anda 🙂 Selain itu, salah satu jalan keluar dari stress selama S3 yang paling bagus adalah memperbaiki kuantitas dan kualitas hubungan anda dengan Sang Pencipta.

Latihlah keempat aktivitas inti S3 (Literature Review, Literature Writing, Code Review dan Code Writing) yang telah saya sebutkan sebelum anda memulai S3. Dengan berlatih lebih dini, maka anda akan lebih siap :-).

Baca dan pelajari paper/riset dari pembimbing anda. Ini saran yang standar 🙂 .

Yang terakhir menurut saya yang pentig dilatih adalah kemauan/sikap mental untuk berserah diri kepada segala ketentuan dari sang Pencipta. Ingat, sukses dan gagal selama S3 itu pasti terjadi. Tidak ada yang namanya S3 itu sukses terus, pasti ada gagalnya (ada yang bilang S3 itu kayak main rollcoaster:-) ). Kewajiban kita manusia ya berusaha, dan hasil itu hak preogratif dari Yang Di Atas. Sang Pencipta lebih tahu yang terbaik untuk kita.

Sampai di sini dulu yaaa 🙂 kalau ada sumur di ladang, boleh kita menumpang mandi, Kalau ada kesempatan sebelum bimbingan, postingan ini saya sambung lagiiii .

Disclaimer:

1.Tulisan ini dibuat oleh orang yang sedang S3 di bidang Informatika/ilmu Komputer. Mungkin saja tulisan ini tidak relevan dengan rekan-rekan yang S3 di bidang lain.

Aberdeen, 15 Januari 2017.


Leave a Reply